Ghiyath al-Dīn Jamshid
Mas'ud al-Kashi (al-Kasyani)(Persia :Ghiyas-ud-din Jamshid Kashani) (1380
Kashan,Iran - 22 Juni 1429 Samarkand,Transoxania )adalah astronom dan ahli
matematika Persia.
Al-Kashi merupakan ilmuwan yang mengembangkan matematika dan astronomi pada zaman kejayaan Dinasti Timurid,di Samarkand abad ke-14 M.Ia berjasa mengembangkan ilmu matematika dan astronomi dengan sederet penemuannya.Al-Kashi terlahir pada 1380 di Kashan,sebuah padang pasir di sebelah utara wilayah Iran Tengah.Ia hidup pada era kekuasaan Timur Lenk,pendiri Dinasti Timurid,yang memenangkan sederet pertempuran Timur Lenk memproklamirkan dirinya sebagai penguasa dan tokoh restorasi Kekaisaran Mongol di Samarkand pada 1370.
Al-Kashi merupakan ilmuwan yang mengembangkan matematika dan astronomi pada zaman kejayaan Dinasti Timurid,di Samarkand abad ke-14 M.Ia berjasa mengembangkan ilmu matematika dan astronomi dengan sederet penemuannya.Al-Kashi terlahir pada 1380 di Kashan,sebuah padang pasir di sebelah utara wilayah Iran Tengah.Ia hidup pada era kekuasaan Timur Lenk,pendiri Dinasti Timurid,yang memenangkan sederet pertempuran Timur Lenk memproklamirkan dirinya sebagai penguasa dan tokoh restorasi Kekaisaran Mongol di Samarkand pada 1370.
Pada 1383,Timur Lenk mulai
menaklukan Persia dengan merebut wilayah Herat.Setelah Timur Lenk wafat pada
1405,kerajaan yang didirikannya terbagi
menjadi dua dan dipimpin dua anak lelakinya.Salah satu putranya bernama
Shah Rukh.
Ketika Timur Lenk berkuasa,ia hanya fokus pada bidang militer dan penaklukan wilayah.Akibatnya,masyarakatnya hidup dalam penderitaan dan kemiskinan.Pada masa itu al-Kashi juga merasakan betapa hidupnya begitu sussah karena kemiskinan yang melilitnya.Hidup dalam kemiskinan,tak membuat al-Kashi putus asa. Semangatnya untuk belajar tak pernah surut.Sejak kecil, matematika dan astronomi telah membetot perhatiannya.Ia sangat mencintai kedua ilmu itu.Seperti para ilmuwan hebat lainnya,ia biasa melakukan perjalanan dari kota ke kota untuk menimba ilmu pengetahuan.
Ketika Timur Lenk berkuasa,ia hanya fokus pada bidang militer dan penaklukan wilayah.Akibatnya,masyarakatnya hidup dalam penderitaan dan kemiskinan.Pada masa itu al-Kashi juga merasakan betapa hidupnya begitu sussah karena kemiskinan yang melilitnya.Hidup dalam kemiskinan,tak membuat al-Kashi putus asa. Semangatnya untuk belajar tak pernah surut.Sejak kecil, matematika dan astronomi telah membetot perhatiannya.Ia sangat mencintai kedua ilmu itu.Seperti para ilmuwan hebat lainnya,ia biasa melakukan perjalanan dari kota ke kota untuk menimba ilmu pengetahuan.
Setelah Shah Rukh menduduki
tampuk kekuasaan,kondisi di tanah kelahirannya mulai membaik.Shah Rukh mulai memperbaiki
kehidupan rakyatnya.Dia berusaha meningkatkan ekonomi,kesejahteraan rakyatnya.Bahkan
dia juga sangat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan kesenian.Maka
rakyat yang dulu berada dalam penderitaan akibat banyaknya peperangan,kini
bisa bernafas dengan lega.Sehingga mereka memikirkan hal-hal yang lebih baik
guna memperbaiki kehidupan seperti pendidikan dan seni.Angin segar yang dibawa
Sah Rukh itu membuat ilmu pengetahuan begitu berkembang pesat.Semuanya berkat
dukungan Shah Rukh.Al-Kashi pun
memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya.Dengan giat,ia mengembangkan
ilmu astronomi dan matematika yang diakuasainya.Al-Kashi pun berhasil melakukan observasi terhadap
gerhana bulan di Kashan yang tepat terjadi pada 2 Juni 1406.Dukungan kuat
terhadap berbagai macam penelitian yang dilakukan al-Kashi juga diberikan oleh
Ilugh Beg,penguasa kota Samarkand bagian dari Kerajaan Timur Lenk.Ulugh Beg
merupakan putra Shah Rukh.Ia adalah seorang ilmuwan besar pada masanya.
Berbagai macam penelitian dan karya-karya besar al-Kashi banyak yang
dipersembahkan kepada Ulugh Beg diantaranya adalah buku tabel astronomi Khaqani
Zij yang dibuatnya berdasarkan tabel karya Nasir al-Tusi.Tanpa bantuan Ulugh
Beg,al Kashi tidak mungkin bisa menyelesaikan berbagai macam karyanya secara
menyeluruh.Karya-karya besar Jamshid Al Kashi dalam bidang astronomi dan
matematika cukup banyak. Namun untuk menyelesaikan karya-karya besarnya itu,dia
mendapatkan banyak bantuan dari Ulugh Beg.Ulugh Beg membangun sebuah
universitas untuk mempelajari ilmu teologi dan ilmu pengetahuan di Samarkand
pada 1420.Ia bekerja sama dengan
al-Kashi dalam mengerjakan berbagai proyek penelitian.Selain mengajak
al-Kashi dalam proyeknya Ulugh Beg juga mengundang seorang ilmuwan hebat Qadi
Gaza dalam proyek tersebut.
Sejumlah catatan sejarah ada
yang menyebutkan bahwaa Al-Kashi merupakan seorang ahli astronomi dan
matematika yang sangat terkemuka di Samarkand.Bahkan dia juga sering disebut
sebagai Ptolemy Kedua oleh para ahli sejarah yang hidup pada zaman
itu.Kecermelangan karirnya dalam ilmu pengetahuan dibuktikan dengan sebuh surat
yang ditulisnya dari Samarkand kepada ayahnya yang tinggal di Kashan.Dalam
surat tersebut,dia menceritakan bagaimana perkembangan kehidupannya yang penuh
ilmu pengetahuan.Selain itu,dia juga menceritakan Ulugh Beg yang mulai
membangun konstruksi tempat penelitian di Samarkand.Dalam suratnya,al-Kashi
juga menceritakan kehebatan Ulugh Beg dalam bidang matematika.Dia juga tidak
lupa menggambarkan kehebatan Qadi Zada yang diseganinya. Ulugh Beg sering
mengadakan berbagai rapat dan diskusi untuk membahas masalah astronomi dan
matematika.Namun di antara para ilmuwan yang diundangnya untuk menghadiri
diskusi tersebut,hanya al-Kashi dan Qadi Zada saja yang bisa mengikuti dengan
baik. Sejumlah ilmuwan lain merasa diskusi matematika dan astronomi tersebut
sangat sulit untuk dimengerti.Setelah meninggalnya al-Kashi, Ulugh Beg pernah
memuji kehebatan al-Kashi dengan mengatakan,Al-Kashi merupakan ilmuwan yang
sangat hebat,salah seorang yang paling terkenal di dunia.Dia sangat sempurna
dalam memahami ilmu pengetahuan zaman kuno serta banyak berjasa terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.''
Sumbangsih Al-Kashi bagi
Ilmu Pengetahuan
Selama hidupnya,al-Kashi
telah menyumbangkan dan mewariskan sederet penemuan penting bagi astronomi dan
matematika,Bidang Astronomi,Buku tabel astronomi Khaqani Zij
Dalam buku tersebut terdapat
tabel trigonometri yang berisi fungsi
sinus,tabel gerakan longitudinal matahari,bulan, juga planet-planet.Al-Kashi
juga membuat tabel garis bujur dan garis lintang yang paralaks dengan garis
lintang,tabel gerhana,juga tabel saat bulan dapat dilihat.
Risalah Instrumen
observasi astronomi
Pada 1416,al-Kashi menulis
buku berjudul Risalah Instrumen Observasi Astronomi.Dalam buku tersebut,al-Kashi
menggambarkan berbagai macam instrumen yang berbeda untuk observasi astronomi
seperti triquetrum,bola armillary,equinoctial armillary juga solsticial
armillary,sinus, sextant,Fakhri sextant di tempat observatorium Samarkand.
Plate of Conjunctions
(Piring konjungsi)
Al-Kashi menemukan Plate of
Conjunctions semacam alat perhitungan analog yang digunakan untuk menentukan
waktu dan hari kapan konjungsi planet akan terjadi.
Computer Planet
Al-Kashi juga menemukan
computer planet yang dia sebut sebagai Plate of Zones yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah-masalah tentang planet seperti prediksi posisi yang
benar antara matahari dan bulan dalam garis bujur, garis lintang matahari,
bulan, dan planet-planet. Instrumen tersebut juga digunkan untuk mengukur
ekliptika matahari.
Bidang Matematika
Hukum Cosinus
Di Prancis,Hukum Cosinus
dikenal sebagai Theoreme d'Al-Kashi (Teorema Al-Kashi).Sebab Al-Kashi merupakan
orang yang pertama yang menemukan hukum tersebut.Dia juga memberikan sejumlah
alasan mengapa Hukum Cosinus bisa digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
yang berhubungan dengan segitiga.
Risalah Kord dan Sinus
Dalam bukunya yang berjudul Risalah Kord dan Sinus,dia menghitung nilai
sin 1° dengan sangat akurat.Dari semua ilmuwan matematika pada masanya,hanya
Al Kashi yang bisa menilai sin 1°
dengan akurat hingga muncullah seorang ahli matematika pada abad ke-16 yakni
Taqi al-Din.
Al-Kashi juga mengembangkan
berbagai macam metode untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
persamaan kubik yang baru dipelajari di Eropa beberapa abad setelah penemuannya.Untuk
menghitung nilai sin 1° dengan
tepat,Al-Kashi menemukan rumus matematika yang sering disebut sebagai
persembahan kepada Francois Viete.
Sebuah metode aljabar setara
dengan metode Newton dikenal pendahulunya Sharaf al-Dīn al-Tusi.Al-Kashi meningkat
pada ini dengan menggunakan bentuk metode Newton untuk memecahkan xP-N=0 untuk
menemukan akar N.Di Eropa Barat,metode
yang sama kemudian dijelaskan oleh Henry Biggs di Trigonometria Britannica yang
dipublikasikan pada tahun 1633.Untuk menentukan sin 1 °,al-Kashi menemukan rumus berikut sering dikaitkan dengan
François Viète di abad ke-16:
sin 3o=3sino 4sin 3o
sin 3
Perhitungan 2π
Dalam karyanya pendekatan
numerik,ia menghitung dengan benar 2π
(atau\Tau Untuk)9 sexagesimal digit tahun 1424,dan mengkonversi pendekatan
ini 2π 17 desimal tempat akurasi. Ini jauh lebih akurat dibandingkan dengan
perkiraan sebelumnya yang diberikan dalam matematika Yunani (3 tempat desimal
oleh Archimedes),matematika Cina (7 tempat desimal oleh Zu Chongzhi) atau
matematika India (11 tempat desimal oleh Madhava dari Sangamagrama).Ketepatan
perkiraan al-Kashi yang tidak dilampaui sampai Ludolph van Ceulen menghitung 20
tempat desimal π hampir 200 tahun kemudian.Perlu dicatat bahwa tujuan al-Kashi
bukanlah untuk menghitung lingkaran konstan dengan banyak digit tetapi untuk
menghitung begitu tepat bahwa lingkar terbesar kemungkinan lingkaran
(ecliptica) dapat dihitung dengan presisi yang diinginkan (diameter rambut).
Pecahan desimal
Pecahan desimal yang
digunakan oleh orang-orang Cina pada zaman kuno selama berabad-abad, sebenarnya
merupakan pecahan desimal yang diciptakan oleh al-Kashi. Pecahan desimal ini
merupakan salah satu karya besarnya yang memudahkan untuk menghitung aritmatika
yang dia bahas dalam karyanya yang berjudul Kunci Aritmatika yang diterbitkan
pada awal abad ke-15 di Samarkand.
Segitiga Khayyam
Untuk menandingi kebesaran
segitiga Pascal, di Persia dikenal Segitiga Khayyam dari nama Omar Khayyam.
Segitiga Pascal pertama kali diketahui dari sebuah buku karya Yang Hui yang
ditulis pada tahun 1261,salah seorang ahli matematika Dinasti Sung yang
termasyhur.Namun,sebenarnya segitiga tersebut telah dibahas dalam buku karya Al
Kashi yang disebut dengan Segitiga Khayyam.Dan kita semua tahu bahwa ilmu di
Cina dan Persia itu sudah tua.Sedangkan segitiga Pascal yang dibahas oleh Peter
Apian,seorang ahli Aritmatika dari Jerman baru diterbitkan pada 1527.Sehingga
bisa disimpulkan bahwa Segitiga
Khayyam muncul terlebih dulu sebelum segitiga Pascal.
Referensi: berbagai sumber ,https://id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar