Culit___peLOPAZ Berbagi Kabar dan Informasi serta Opini

Cari Artikel

Translate

Jumat, 21 Agustus 2020

SUNAN MURIA (RADEN UMAR SAID)

Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar Said atau Raden Said.Menurut beberapa riwayat, dia adalah putra dari Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak.Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria),yang terletak di sebelah utara kota Kudus,Jawa Tengah,tempat dia dimakamkan.

Menginjak dewasa, Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah yang merupakan putri dari Sunan Ngudung (Raden Usman Haji).Sunan Ngudung merupakan salah satu putera dari sultan Mesir yang melakukan perjalanan hingga tanah Jawa.Sunan Ngudung sendiri merupakan ayah dari Sunan Kudus.

Dari pernikahannya dengan Dewi Sujinah,ia dikaruniai putera bernama Pangeran Santri atau Sunan Ngadilangu/Nyamplungan dan Raden Ayu Nasiki.

Dalam menyampaikan dakwahnya,Sunan Muria banyak mengadopsi metode yang digunakan ayahnya dalam menyebarkan ajaran Islam.Namun, beliau lebih memusatkan dakwahnya ke daerah terpencil dan jauh dari pusat kota.Beliau tinggal di desa Colo,yaitu salah satu desa yang ada dipuncak gunung Muria. Dari nama gunung inilah sebutan Sunan Muria muncul.

Selain berdakwah, beliau juga mengajarkan masyarakat setempat keterampilan bercocok tanam,melaut, dan berdagang.Selain mengajarkan Islam digunung Muria,beliau memperluas ajarannya ke daerah Tayu, Kudus dan Juwana.Beliau beserta keluarga dan para muridnya dikenal dengan fisik yang sangat kuat,ini dikarenakan beliau dan para pengikutnya naik turun gunung setinggi 750 meter untuk berdakwah.Sunan Muria lebih menitikberatkan ajarannya kepada rakyat jelata daripada bangsawan.Metode dakwah beliau sering disebut Topo Ngeli, yang berarti menghanyutkan diri dengan masyarakat,sehingga beliau lebih mudah dalam mengajak masyarakat masuk Islam.Beliau juga mengajarkan kursus keterampilan untuk para nelayan dan pelaut,sehingga ajaran yang berikan mudah diterima oleh masyarakat.Dakwah bil Hikmah,perjalanan dakwah sunan Muria tidaklah mudah,meskipun kehadirannya diterima oleh masyarakat, kebanyakan penduduk di gunung masih menganut kepercayaan turun temurun yang kental dan sulit diubah.Oleh karena itu, beliau menggunakan cara-cara bijak yang tidak memaksa.

Mempertahankan kesenian gamelan dan wayang,seperti sunan yang lain,Sunan Muria masih mempertahankan musik daerah seperti gamelan dalam mengajarkan agama Islam.Beliau tidak mengubah adat yang ada,namun justru memasukkan ajaran-ajaran Islam didalamnya.Menciptakan beberapa tembang jawa,selain mempertahankan tembang jawa,beliau juga menciptakan tembang jawa yang berisi ajaran Islam didalamnya.Sunan Muria meninggalkan beberapa peninggalan yang sampai sekarang masih dianggap keramat oleh sebagian besar masyarakat. Benda-benda tersebut mempunyai mitos sehingga mereka kerap merawatnya dengan sakral.

Beberapa benda peninggalan beliau diantaranya adalah :

  • Pohon jati keramat masin, pohon ini telah berusia ratusan tahun, hidup sejak zaman Sunan Muria masih ada.Tak seorang pun berani menebangnya karena ditakutkan akan mendapat sial, masyarakat sekita percaya bahwa dipohon ini terdpat penunggu yang tidak bisa diganggu.
  • Situs air gentong keramat,situs air ini terletak di dekat pemakaman Sunan Muria,di Gunung Muria.Biasanya para peziarah ditawari untuk membawa air dari gentong tersebut yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
  • Pari Joto: adalah representasi dari dua buah yang disebutkan dalam Al-quran dan Hadis. Diantaranya adalah madu lebah (An-Nahl) dan jintan hitam (Habbatussauda). Umumnya buah ini dikonsumsi oleh ibu hamil karena kandungan gizinya bagus untuk janin. Sekarang buah tersebut sangat mudah diperoleh karena telah dikembangkan oleh perusahaan yang sudah dibentuk dalam kemasan obat.
  • Pakis Haji Dikenal juga dengan nama sikas (cycas) merupakan salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pengusir hama yang merusak tanaman padi. Dan sampai sekarang masih digunakan oleh sebagian besar masyarakat.
  • Bulusan Dan Kayu Adem Ati:Pada masa beliau masih hidup, terdapat seekor kura-kura kecil atau bulus yang dipercayai sebagai jelmaan manusia. Selain itu ada juga pohon dengan nama kayu adem ati yang dipercaya keramat oleh masyarakat sekitar. Konon, bulus dan pohon ini pernah menghilang dan kembali lagi tepat tanggal 17 Agustus 1945 yaitu saat Kemerdekaan Republik Indonesia.


Sunan Muria meninggal dan dimakamkan ditempat beliau tinggal tepatnya di Desa Colo, Kecamatan Dawe, yang berjarak kurang lebih 18 km sebelah utara Kudus.

Tidak ada komentar: