๐Ÿ’บ๐Ÿ›ธ๐Ÿšค๐Ÿ›ณ️๐Ÿ›Ÿ๐Ÿ›ž๐Ÿšฆ๐Ÿณ️‍๐ŸŒˆ๐Ÿด๐ŸŒŒ๐ŸŒŽ๐Ÿงญ๐ŸŒ‹๐Ÿ•️๐Ÿ–️๐ŸŸ️๐Ÿ˜️๐Ÿ—️๐Ÿ️๐Ÿ›ฃ️๐Ÿ›ค️⛰️๐Ÿ—บ️๐ŸŒ๐Ÿšฉ๐Ÿณ️๐Ÿ๐Ÿšฅ⛽⚓๐Ÿด‍☠️๐Ÿช๐ŸŒ๐Ÿ”️๐Ÿ—ป๐Ÿž️๐Ÿœ️๐Ÿ›️๐ŸŽˆ๐Ÿงจ๐ŸŽŠ๐ŸŽ‹๐ŸŽ๐Ÿงง๐ŸŽ—️๐ŸŽซ๐ŸŽก๐ŸŽญ๐Ÿงต๐Ÿชข๐Ÿ•ถ️๐Ÿ›’๐Ÿชก๐Ÿ–ผ️๐ŸŽข๐ŸŽ ๐ŸŽž️๐ŸŽ€๐ŸŽ๐ŸŽ๐ŸŽƒ✨๐ŸŽ†๐ŸŽ‡๐ŸŽ‰๐ŸŽ„๐ŸŽŽ๐ŸŽ‘๐ŸŽ๐ŸŽŸ️๐Ÿ›๐ŸŽช๐ŸŽจ๐Ÿงถ๐Ÿ‘“๐Ÿฅฝ⛸️๐ŸŽณ๐Ÿˆ๐ŸฅŽ๐Ÿ’Ž๐Ÿ’‹๐Ÿ‘’๐Ÿงข๐Ÿชฎ๐Ÿ‘ ๐Ÿ‘Ÿ๐ŸŽ’๐Ÿ‘œ๐Ÿฉฑ๐Ÿ‘š๐Ÿ‘—๐Ÿงฃ๐Ÿ•ถ️๐Ÿงค๐Ÿฅป๐Ÿชญ๐Ÿ‘™๐Ÿ‘๐Ÿฉด๐Ÿฅพ๐Ÿ‘ก๐Ÿฉฐ๐Ÿช–๐ŸŽฉ๐Ÿ’„⚽๐Ÿ€๐Ÿ‰๐ŸฅŒ๐ŸŽฃ๐Ÿคฟ⛳๐ŸŽฑ๐Ÿ⚾๐Ÿ’๐ŸŽ“⛑️๐Ÿ‘‘๐Ÿ‘ข๐Ÿฅฟ๐Ÿ‘ž๐Ÿ›️๐Ÿ‘›๐Ÿ‘˜๐Ÿš—๐ŸšŒ๐Ÿ›บ๐Ÿš‘๐Ÿš›๐Ÿš”๐Ÿฆฝ๐Ÿ›ผ๐Ÿ›ต๐Ÿš„๐Ÿš‹๐ŸšŠ๐Ÿ›ฉ️๐Ÿ›ซ๐Ÿš๐Ÿ›ฐ️๐Ÿ›ฅ️๐Ÿšข๐Ÿš๐Ÿšจ๐Ÿš“๐Ÿš™๐Ÿš๐Ÿš’๐Ÿšœ๐Ÿš–๐Ÿฆผ๐Ÿšฒ๐Ÿ️๐Ÿš•๐Ÿ›ป๐ŸšŽ๐Ÿšš๐Ÿš˜๐ŸŽ️

Cari Disini

Jumat, 21 Agustus 2020

SYARIF HIDAYATULLAH (SUNAN GUNUNG JATI)

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah  (Arabic:  ุดุฑูŠู ู‡ุฏุงูŠุฉ ุงู„ู„ู‡‎‎ Sharif Hidayah Allฤh atau Sayyid Al-Kamil adalah salah seorang dari Walisongo,ia dilahirkan Tahun 1448 Masehi dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam dan Nyai Rara Santang,Putri Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran (yang setelah masuk Islam berganti nama menjadi Syarifah Mudaim). Raden Syarif Hidayatullah mewarisi kecendrungan spiritual dari kakek buyutnya,Jamaluddin Akbar al-Husaini, sehingga ketika telah selesai menimba ilmu di pesantren Syekh Datuk Kahfi ia meneruskan pembelajaran agamanya ke Timur Tengah. Syarif Hidayatullah sampai diCirebon pada tahun 1470 Masehi, bersama dengan Raden Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana (Raja Cirebon pertama sekaligus uwak Syarif Hidayatullah dari pihak ibu), Ia dinobatkan menjadi Raja Cirebon ke-2 pada tahun 1479 dengan gelar Maulana Jati. Syarif Hidayatullah menikahi Nyai Kawunganten yaitu adik dari Bupati Banten.Dari pernikahan ini lahirlah Ratu Wulung Ayu Winaon (lahir pada 1477 M) dan Maulana Hasanuddin (Pangeran Sabakingkin:nama pemberian dari kakeknya Sang Surosowan yang lahir pada 1478 M.) Maulana Hasanuddin inilah yang kelak menjadi Raja Banten pertama. Pada masa itu di wilayah Wahanten terdapat dua penguasa yaitu Sang Surosowan (anak dari prabu Jaya Dewata atau Silih Wangi) yang menjadi pucuk umum (penguasa) untuk wilayah Wahanten Pasisir dan Arya Suranggana yang menjadi pucuk umum untuk wilayah Wahanten Girang. Syarif Hidayatullah dikenal dengan nama Syekh Nurullah (Syekh yang membawa cahaya Allah swt), aktivitas dakwah kemudian dilanjutkan oleh Maulana Hasanuddin hingga ke pedalaman Wahanten seperti gunung Pulosari di kabupaten Pandeglang dimana ia pernah tinggal selama sekitar 10 tahun untuk berdakwah kepada para ajar (pendeta),gunung Karang,gunung Lor, hingga ke Ujung Kulon dan pulau Panaitan. Pada tahun 1552, Maulana Hasanuddin diangkat menjadi sultan di
wilayah Banten oleh ayahnya Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). Maulana Hasanuddin membangun kompleks istana yang diberi nama keraton Surosowan, pada masa tersebut dia juga membangun alun-alun, pasar,masjid agung serta masjid di kawasan Pacitan. Sementara yang menjadi pucuk umum (penguasa) di Wahanten Pasisir adalah Arya Surajaya (putra dari Sang Surosowan dan paman dari Maulana Hasanuddin. Atas petunjuk ayahnya yaitu Sunan Gunung Jati, Maulana Hasanuddin kemudian memindahkan pusat pemerintahan Wahanten Girang ke pesisir dikompleks Surosowan sekaligus membangun kota pesisir. Kompleks istana Surosowan tersebut akhirnya selesai pada tahun 1526. 
pada tahun 1568 (hanya satu tahun sebelum ia wafat pada tahun 1569 dalam usia yang hampir 120 tahun). Arya Surajaya selaku pucuk umum (penguasa) Wahanten Pasisir dengan sukarela menyerahkan kekuasannya atas wilayah Wahanten Pasisir kepada Sunan Gunung Jati, akhirnya kedua wilayah Wahanten Girang dan Wahanten Pasisir disatukan menjadi Wahanten yang kemudian disebut sebagai Banten dengan status sebagai depaten (provinsi) dari kesultanan Cirebon pada tanggal 1 Muharram 933 Hijriah (sekitar tanggal 8 Oktober 1526 M), kemudian Sunan Gunung Jati kembali ke kesultanan Cirebon dan pengurusan wilayah Banten diserahkan kepada Maulana Hasanuddin. Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati berpulang ke rahmatullah pada tanggal 26 Rayagung tahun 891 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1568 Masehi.Tanggal Jawanya adalah 11 Krisnapaksa bulan Badramasa tahun 1491 Saka.Meninggal dalam usia 120 tahun,sehingga putra dan cucunya tidak sempat memimpin Cirebon karena meninggal terlebih dahulu,melainkan cicitnya yang memimpin Kesultanan Cirebon setelah wafatnya Syarif Hidayatullah. Syekh Syarif Hidayatullah kemudian dikenal dengan Sunan Gunung Jati karena dimakamkan di Bukit Gunung Jati.Nama Syarif Hidayatullah kemudian diabadikan menjadi nama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta didaerah Tangerang Selatan, Banten.Sedangkan nama Sunan Gunung Jati diabadikan menjadi nama Universitas Islam negeri di Bandung,yaitu Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati,dan Korem 063/Sunan Gunung Jati di Cirebon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar