๐Ÿ’บ๐Ÿ›ธ๐Ÿšค๐Ÿ›ณ️๐Ÿ›Ÿ๐Ÿ›ž๐Ÿšฆ๐Ÿณ️‍๐ŸŒˆ๐Ÿด๐ŸŒŒ๐ŸŒŽ๐Ÿงญ๐ŸŒ‹๐Ÿ•️๐Ÿ–️๐ŸŸ️๐Ÿ˜️๐Ÿ—️๐Ÿ️๐Ÿ›ฃ️๐Ÿ›ค️⛰️๐Ÿ—บ️๐ŸŒ๐Ÿšฉ๐Ÿณ️๐Ÿ๐Ÿšฅ⛽⚓๐Ÿด‍☠️๐Ÿช๐ŸŒ๐Ÿ”️๐Ÿ—ป๐Ÿž️๐Ÿœ️๐Ÿ›️๐ŸŽˆ๐Ÿงจ๐ŸŽŠ๐ŸŽ‹๐ŸŽ๐Ÿงง๐ŸŽ—️๐ŸŽซ๐ŸŽก๐ŸŽญ๐Ÿงต๐Ÿชข๐Ÿ•ถ️๐Ÿ›’๐Ÿชก๐Ÿ–ผ️๐ŸŽข๐ŸŽ ๐ŸŽž️๐ŸŽ€๐ŸŽ๐ŸŽ๐ŸŽƒ✨๐ŸŽ†๐ŸŽ‡๐ŸŽ‰๐ŸŽ„๐ŸŽŽ๐ŸŽ‘๐ŸŽ๐ŸŽŸ️๐Ÿ›๐ŸŽช๐ŸŽจ๐Ÿงถ๐Ÿ‘“๐Ÿฅฝ⛸️๐ŸŽณ๐Ÿˆ๐ŸฅŽ๐Ÿ’Ž๐Ÿ’‹๐Ÿ‘’๐Ÿงข๐Ÿชฎ๐Ÿ‘ ๐Ÿ‘Ÿ๐ŸŽ’๐Ÿ‘œ๐Ÿฉฑ๐Ÿ‘š๐Ÿ‘—๐Ÿงฃ๐Ÿ•ถ️๐Ÿงค๐Ÿฅป๐Ÿชญ๐Ÿ‘™๐Ÿ‘๐Ÿฉด๐Ÿฅพ๐Ÿ‘ก๐Ÿฉฐ๐Ÿช–๐ŸŽฉ๐Ÿ’„⚽๐Ÿ€๐Ÿ‰๐ŸฅŒ๐ŸŽฃ๐Ÿคฟ⛳๐ŸŽฑ๐Ÿ⚾๐Ÿ’๐ŸŽ“⛑️๐Ÿ‘‘๐Ÿ‘ข๐Ÿฅฟ๐Ÿ‘ž๐Ÿ›️๐Ÿ‘›๐Ÿ‘˜๐Ÿš—๐ŸšŒ๐Ÿ›บ๐Ÿš‘๐Ÿš›๐Ÿš”๐Ÿฆฝ๐Ÿ›ผ๐Ÿ›ต๐Ÿš„๐Ÿš‹๐ŸšŠ๐Ÿ›ฉ️๐Ÿ›ซ๐Ÿš๐Ÿ›ฐ️๐Ÿ›ฅ️๐Ÿšข๐Ÿš๐Ÿšจ๐Ÿš“๐Ÿš™๐Ÿš๐Ÿš’๐Ÿšœ๐Ÿš–๐Ÿฆผ๐Ÿšฒ๐Ÿ️๐Ÿš•๐Ÿ›ป๐ŸšŽ๐Ÿšš๐Ÿš˜๐ŸŽ️

Cari Disini

Selasa, 20 Oktober 2020

Fatima binti Muhammad Al-Fihriya Al-Qurashiya

Fatima binti Muhammad Al-Fihriya Al-Qurashiya (Arab: ูุงุทู…ุฉ ุจู†ุช ู…ุญู…ุฏ ุงู„ูู‡ุฑูŠุฉ ุงู„ู‚ุฑุดูŠุฉ‎) adalah pendiri universitas pertama di dunia, yaitu; Universitas Al-Qarawiyyin di Fez, Maroko. Sekaligus Pembuat Topi Toga dan Baju/jubah  Wisuda. Pada saat kepemimpinan Raja Idris ll, awal abad ke-9, Fatimah beserta keluarganya hijrah dari Qayrawan (Tunisia), ke Kota Fez di Maroko. Sebuah kota yang saat itu terkenal sebagai kota metropolitan, dengan penduduk Muslim non-Arab. Fatima binti Muhammad Al-Fihriya Al-Qurashiya (Arab: ูุงุทู…ุฉ ุจู†ุช ู…ุญู…ุฏ ุงู„ูู‡ุฑูŠุฉ ุงู„ู‚ุฑุดูŠุฉ‎) lahir dari keluarga Fihri pada 800 M. Fatimah konon juga terkenal dengan jiwa serta keahliannya sebagai pebisnis dan saudagar sukses. Fatimah al-Fihri mempunyai saudara perempuan yang bernama Maryam. Kakak-beradik ini memperoleh pendidikan mumpuni. Mereka berdua tumbuh dan besar dari keluarga yang juga mencintai ilmu terutama ilmu-ilmu keagamaan hingga ilmu-ilmu umum dan sains, khususnya arsitektur dan bangunan. Pada Ramadhan 245 H/859 M. Fatimah membangun masjid, yang selesai pada 861 M. Masjid tersebutlah yang dinamakan al-Qarawiyyin (terkenal juga dengan julukan Masjid Jami’ al-Syurafa’). Sementara adik perempuan Fatima,yaitu Maryam membangun masjid al-Andalus, di Spanyol. Dua masjid ini kemudian bertransformasi menjadi universitas, Di Masjid al-Qarawiyyin inilah Fatima al Fihria melangsungkan

Sabtu, 22 Agustus 2020

SUNAN GIRI (RADEN AINUL YAQIN)

Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Sunan Giri membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam di Jawa, yang pengaruhnya bahkan sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan yaitu; Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan Joko Samudro. Ia lahir di Blambangan tahun 1442, dan dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik. Sunan Giri merupakan anak dari Syekh Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir Majapahit. Namun kelahirannya dianggap telah membawa kutukan berupa wabah penyakit diwilayah tersebut. Maka ia dipaksa ayahandanya (Prabu Menak Sembuyu) untuk membuang anak yang baru dilahirkannya itu. Lalu, Dewi Sekardadu dengan rela menghanyutkan anaknya itu ke laut/selat bali sekarang ini. Versi lain menyatakan bahwa pernikahan Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu tidak mendapat respon baik dari dua patih yang sejatinya ingin menyunting dewi sekardadu (putri tunggal Menak sembuyu sehingga kalau jadi suaminya, merekalah pewaris tahta kerajaan. Ketika Sunan Giri lahir, untuk mewujudkan ambisinya, kedua patih membuang bayi sunan giri ke laut yang dimasukkan ke dalam peti. Kemudian, bayi tersebut ditemukan oleh sekelompok awak kapal (pelaut) dan dibawa ke Gresik. Di Gresik, dia diadopsi oleh seorang saudagar perempuan pemilik kapal, Nyai Gede Pinatih. Nyai Gede Pinatih adalah janda kaya raya di Gresik, bersuami Koja Mahdum Syahbandar, seorang asing di Majapahit. Nama Pinatih sendiri sejatinya berkaitan dengan nama keluarga dari Ksatria Manggis di Bali (Eiseman, 1988), yang merupakan keturunan penguasa Lumajang, Menak Koncar, salah seorang keluarga Maharaja Majapahit yang awal sekali memeluk

SUNAN DRAJAT (RADEN SYARIFUDIN ATAU RADEN QOSIM )

Sunan Drajat atau  Raden Syarifudin, Nama kecilnya adalah Raden Qasim, lahir pada tahun 1470 Masehi.Sunan Drajat Juga memiliki Nama lain yaitu; Sunan Mahmud, Sunan Muryapada, Maulana Hasyim,Syekh Masakeh,Raden Imam. Dia adalah putra dari  Sunan Ampel, dengan Nyi Ageng Manila dan bersaudara dengan Sunan Bonang. Beliau juga merupakan cucu dari Syekh Maulana Malik Ibrahim anak dari Syekh Jamaludin Akbar, atau yang dikenal Syekh Jumadil Kubro. dan terkenal dengan kecerdasannya. Sebagai Wali penyebar Islam yang terkenal berjiwa sosial, sangat memperhatikan nasib kaum fakir miskin. Ia terlebih dahulu mengusahakan kesejahteraan sosial baru memberikan pemahaman tentang ajaran Islam. Motivasi lebih ditekankan pada etos kerja keras, kedermawanan untuk mengentas kemiskinan dan menciptakan kemakmuran. Sunan Drajat mengenyam pendidikan pesantren Ampel Denta di Surabaya bersama-sama dengan kakaknya sunan Bonang, kerabatnya sunanGiri.Pesantren di Ampel Denta yang waktu itu berada di bawah pimpinan Sunan Ampel, ayahnya sendiri.Beliau mendapatkan perintah untuk menyebarkan agama Islam di wilayah barat Surabaya,terutama berada di pesisir GresikTetapi dalam perjalannya menyebrangi lautan,Sunan Drajat mengalami musibah yang tak terduga.Perahu yang ditumpanginya terhantam badai ombak raksasa yang menyebabkannya tenggelam dan akhirnya beliau terdampar di desa yang berada dipesisir Lamongan.di desa tersebut, Beliau mendapatkan sambutan hangat dari tokoh tetua kampung yang bernama Mbah Mayang Madu serta Mbah Banjar. Mereka sebelumnya telah diyakini memeluk agama Islam.Akhirnya Sunan Drajat memutuskan untuk menetap di Desa Jelak dengan menikahi Nyai Kemuning, yakni putri dari Mbah Mayang Madu. Beliau mendirikan sebuah surau kecil yang kemudian berkembang menjadi pesantren sebagai tempat para penduduk mengaji. Desa Jelak yang semula terpencil mulai dikembangkan semakin maju dan juga ramai, nama desa pun akhirnya diubah menjadi Banjar anyar. Setelah merasa bahwa dakwahnya di Desa Jelak berhasil, sekitar tahun 1486 M. Sunan Drajat memutuskan untuk berkelana mencari tujuan dakwah ditempat lain. Beliau melakukan perjalanan ke arah selatan. Di situ terdapat hutan belantara lalu beliau meminta izin kepada Sultan Demak 1 untuk menempati tanah tersebut. Sunan Drajat pun melakukan babad alas untk pertama kalinya, beserta para pengikutnya Sunan Drajat mulai membukan hutan tersebut dan membangun pemukiman dilahan yang

Jumat, 21 Agustus 2020

SUNAN KUDUS (SAYYID JA`FAR SHADIQ AZMATKHAN)

Sunan Kudus atau yang bernama lengkap Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan.
lahir sekitar 1500an Masehi. Nama Ja'far Shadiq diambil dari nama datuknya yang bernama Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib yang beristerikan Fatimah az-Zahra binti Muhammad SAW. 
Sunan Kudus sejatinya bukanlah asli penduduk Kudus, ia berasal dan lahir di Al-Quds Palestina.
Kemudian bersama kakek,ayah dan kerabatnya berhijrah ke Tanah Jawa. Ayah Sunan Kudus yaitu Sunan Ngudung adalah putra Sultan di Palestina yang bernama Sayyid Fadhal Ali Murtazha (Raja Pandita/Raden Santri) yang berhijrah fi sabilillah hingga ke Jawa yang kemudian diangkat menjadi Panglima Perang di Kesultanan Islam Demak. Ibunya Bernama Syarifah Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan Ampel. Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi MUHAMMAD SAW. dari Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah.

SUNAN MURIA (RADEN UMAR SAID)

Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar Said atau Raden Said. Menurut beberapa riwayat, dia adalah putra dari Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak. Nama Sunan Muria sendiri diperkirakan berasal dari nama Gunung Muria yang terletak di sebelah utara kota KudusJawa Tengah, tempat dia dimakamkan. Menginjak dewasa, Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah yang merupakan putri dari Sunan Ngudung (Raden Usman Haji).
Sunan Ngudung merupakan salah satu putera dari sultan Mesir yang melakukan perjalanan hingga tanah Jawa. Sunan Ngudung sendiri merupakan ayah dari Sunan Kudus. Dari pernikahannya dengan Dewi Sujinah,ia dikaruniai putera bernama Pangeran Santri atau Sunan Ngadilangu/ Nyamplungan dan Raden Ayu Nasiki. Dalam menyampaikan dakwahnya, Sunan Muria banyak mengadopsi metode yang digunakan ayahnya dalam menyebarkan ajaran Islam. Namun, beliau lebih memusatkan dakwahnya ke daerah terpencil dan jauh dari pusat kota. Beliau tinggal di desa Colo, yaitu salah satu desa yang ada dipuncak gunung Muria. Dari nama gunung inilah sebutan Sunan Muria muncul. Selain berdakwah, beliau juga mengajarkan masyarakat setempat keterampilan bercocok tanam, melaut, dan berdagang. Selain mengajarkan Islam digunung Muria, Beliau memperluas ajarannya ke daerah Tayu, Kudus dan Juwana. Beliau beserta keluarga dan para muridnya dikenal dengan fisik yang sangat kuat, ini dikarenakan beliau dan para pengikutnya naik turun gunung setinggi

SUNAN KALI JAGA

Sunan Kalijaga atau Raden Mas Syahid atau Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman atau Ki Dalang Seda Brangtilahir pada tahun 1450 Masehi Sunan Kali Jaga merupakan anak dari seorang Adipati Tuban VIII.bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur dan Dewi Nawangarum (putri Raden Kidang Telangkas / Abdurrahim Al-Maghribi. Sunan Kalijaga menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak, dan mempunyai 3 orang anak yaitu; R. Oemar Said (Sunan Muria), Dewi Rakayuh dan Dewi Sofiah. Dikisahkan Pada Suatu harimSaat Raden Said berada di hutan, ia melihat seseorang kakek tua yang bertongkat (Orang itu adalah Sunan Bonang). Karena tongkat itu dilihat seperti tongkat emas, ia merampas tongkat itu. Katanya hasil rampokan itu akan ia bagikan kepada orang yang miskin. Tetapi Sang Sunan Bonang tidak membenarkan cara itu, Ia menasihati Raden Said bahwa Allah S.W.T tidak akan menerima amal yang buruk. Lalu, Sunan Bonang menunjukan pohon aren emas dan mengatakan bila Raden Said ingin mendapatkan harta tanpa berusaha, maka ambillah buah aren emas yang ditunjukkan oleh Sunan Bonang.Karena itu, Raden Said ingin menjadi murid Sunan Bonang. Raden Said lalu menyusul Sunan Bonang ke Sungai. Raden Said berkata bahwa ingin menjadi muridnya. Sunan Bonang lalu menyuruh Raden Said untuk bersemedi sambil menjaga tongkatnya yang ditancapkan ke tepi sungai. Raden Said tidak boleh beranjak dari tempat tersebut sebelum Sunan Bonang datang. Raden Said lalu melaksanakan perintah tersebut, Karena itu, ia menjadi tertidur dalam waktu lama karena lamanya ia tertidur, tanpa disadari akar dan rerumputan telah menutupi dirinya. Tiga tahun kemudian, Sunan Bonang datang dan membangunkan Raden Said. Karena ia telah menjaga tongkatnya yang ditanjapkan ke sungai, maka Raden Said diganti namanya menjadi

SYARIF HIDAYATULLAH (SUNAN GUNUNG JATI)

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah  (Arabic:  ุดุฑูŠู ู‡ุฏุงูŠุฉ ุงู„ู„ู‡‎‎ Sharif Hidayah Allฤh atau Sayyid Al-Kamil adalah salah seorang dari Walisongo,ia dilahirkan Tahun 1448 Masehi dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam dan Nyai Rara Santang,Putri Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran (yang setelah masuk Islam berganti nama menjadi Syarifah Mudaim). Raden Syarif Hidayatullah mewarisi kecendrungan spiritual dari kakek buyutnya,Jamaluddin Akbar al-Husaini, sehingga ketika telah selesai menimba ilmu di pesantren Syekh Datuk Kahfi ia meneruskan pembelajaran agamanya ke Timur Tengah. Syarif Hidayatullah sampai diCirebon pada tahun 1470 Masehi, bersama dengan Raden Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana (Raja Cirebon pertama sekaligus uwak Syarif Hidayatullah dari pihak ibu), Ia dinobatkan menjadi Raja Cirebon ke-2 pada tahun 1479 dengan gelar Maulana Jati. Syarif Hidayatullah menikahi Nyai Kawunganten yaitu adik dari Bupati Banten.Dari pernikahan ini lahirlah Ratu Wulung Ayu Winaon (lahir pada 1477 M) dan Maulana Hasanuddin (Pangeran Sabakingkin:nama pemberian dari kakeknya Sang Surosowan yang lahir pada 1478 M.) Maulana Hasanuddin inilah yang kelak menjadi Raja Banten pertama. Pada masa itu di wilayah Wahanten terdapat dua penguasa yaitu Sang Surosowan (anak dari prabu Jaya Dewata atau Silih Wangi) yang menjadi pucuk umum (penguasa) untuk wilayah Wahanten Pasisir dan Arya Suranggana yang menjadi pucuk umum untuk wilayah Wahanten Girang. Syarif Hidayatullah dikenal dengan nama Syekh Nurullah (Syekh yang membawa cahaya Allah swt), aktivitas dakwah kemudian dilanjutkan oleh Maulana Hasanuddin hingga ke pedalaman Wahanten seperti gunung Pulosari di kabupaten Pandeglang dimana ia pernah tinggal selama sekitar 10 tahun untuk berdakwah kepada para ajar (pendeta),gunung Karang,gunung Lor, hingga ke Ujung Kulon dan pulau Panaitan. Pada tahun 1552, Maulana Hasanuddin diangkat menjadi sultan di

Rabu, 19 Agustus 2020

RADEN MAULANA MAKDUM IBRAHIM (SUNAN BONANG)

Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama RadenMaulana Makdum Ibrahim. Dia adalah  cucu sunan Gersik serta putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila (Dewi Candrawati). Sunan Bonang Juga Merupakan Sepupu dari SUNAN KALIJAGA. Setelah Selesai belajar dan Menimba Ilmu agama dari ayahandanya sendiri,yaitu Sunan Ampel bersama santri-santri Sunan Ampel yang lain seperti Sunan Giri, Raden Patah dan Raden Kusen. Sunan Bonan selanjutnya disuruh Ayahnya yaitu  Sunan Ampel untuk berangkat ke  Pasai (Samudra Pasai) guna berguru atau belajar kepada Syekh Maulana Ishak,setelah itu Sunan Bonang juga berangkat Ketanah Suci Mekkah untuk Menunaikan Haji serta Belajar dan Memperdalam Ilmu Agamanya.
Setelah selesai belajar dan menuntut ilmu di Pasai dan Mekkah Sunan Bonang kemabli ke Tanah Jawa.
Dengan beberkal kamampuan dan pengetahuan keilmuan yg semakin bertambah serta menguasai berbagai tingkatan dan bidang ilmu seerti; Ilmu fikih,ushuluddin, tasawuf,seni,sastra,arsitektur, dll.

SUNAN AMPEL (RADEN RAHMAT atau SAYYID MUHAMMAD RAHMATULLAH)

Sunan Ampel terlahir dengan nama asli Ali Rahmatullah.Ia lahir pada tahun 1401 M di negeri Champa, dari pasangan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gersik (dikenal juga sebagai Syeh Ibrahim Asmarakandi) dan Dewi Candrawulan,seorang anak putri Raja Champa.Ali Rahmatullah yang terlahir sebagai cucu Raja Champa sudah menunjukkan bahwa beliau keluarga bangsawan atau kerajaan.Istilah yang lebih populer,Sunan Ampel berdarah biru atau ningrat,atau seorang pangeran.Selain itu beliau adalah keponakan Raja Brawijaya Majapahit.Meskipun demikian,statusnya sebagai seorang pangeran kerajaan tidak membuatnya terlena dan takabur.Malah menjadi pendorong baginya dalam menuntut ilmu agama
Dalam catatan Kronik Tiongkok dari Klenteng Sam Po Kong,Sunan Ampel dikenal sebagai Bong Swi Hoo,cucu dari Haji Bong Tak Keng - seorang Tionghoa (suku Hui beragama Islam mazhab Hanafi) yang ditugaskan sebagai Pimpinan Komunitas Tionghoa di Champa oleh Sam Po Bo.Sedangkan Yang Mulia Ma Hong Fu - menantu Haji Bong Tak Keng ditempatkan sebagai duta besar Tiongkok di pusat kerajaan Majapahit,sedangkan Haji Gan En Cu juga telah ditugaskan sebagai kapten Tionghoa di Tuban.Haji Gan En Cu kemudian menempatkan menantunya Bong Swi Hoo sebagai kapten Tionghoa di Jiaotung (Bangil).Namun,catatan Kronik Tiongkok dari Klenteng Sam Po Kong ini diragukan kebenarannya karena merupakan propaganda Belanda untuk mengaburkan sejarah Indonesia.

SUNAN GERSIK (SYEKH MAULANA MALIK IBRAHIM)

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim (wafat:1419 M/882 H) adalah salah seorang Walisongo.Ia dimakamkan di desa Gapurosukolilo,Gresik. Maulana Malik Ibrahim,atau Makdum Ibrahim As-Samarqandy diperkirakan lahir di Samarkand,Asia Tengah,Samarkand pada paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As-Samarqandy, berubah menjadi Asmorokondi. Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syeikh Magribi. Syekh Maulana Malik Ibrahim ialah salah seorang penyebarkan agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali senior diantara para Walisongo lainnya. Beberapa versi babad menyatakan bahwa kedatangannya pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Ia lalu mulai menyiarkan agama Islam ditanah Jawa bagian timur dengan mendirikan mesjid pertama di desa Pasucinan, Manyar. Maulana Malik Ibrahim juga seorang pedagang yang berdagang dipelabuhan yang sekarang dinamakan desa RoomoManyarSyeh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik berasal dari Persia. Syeh Maulana Malik Ibrahim anak dari Syeh Maulana Ahmad Jumadil Kubro, atau Syekh Jumadil Qubro. Syeh Maulana Malik Ibrahin atau SUNAN GERSIK memiliki Saudara yang bernama Syeh Maulana Ishaq Seorang ulama terkenal di Samudera Pasai, yang merupakan ayah dari Raden Paku atau Sunan Giri. Malik Ibrahim kemudian

Sabtu, 15 Agustus 2020

MEMASANG LAGU (Auto Play) di BLOGGER

 Lansung Ke-TKP aja biar gak pada sumpek melototin blog ini ya GAES. Disin saya akan memberika langkah-langkah memasang lagu (singel track atau playlist) pada blog dengan web music cloud yang saya pakai yaitu https://soundcloud.com/ Kenapa pakai soundcloud.com/ karena menurut saya web music cloud yang satu cukup ringan dan mudah dan yang lebih penting cukup banyak pilihan lagu dan genre  musicnya. Dan bagi kalian yg belum serta tidak mau ribet mendaftar menjadi  member web music cloud ini kalian bisa/cukup mengunakan lagu-lagu yang sudah ada dan tersedia di https://soundcloud.com/ yg sudah di unggah oleh member-member soundcloud.com/. kecuali kalian mau memasang lagu milik kalian sendiri kalian tinggal mendaftar dan mengunggah lagu kalian tersebut.

kita lansung aja gan sebelum  kalain mulai sumpek melototin ini blog.

Pertama:

masuk ke web https://soundcloud.com/  


Kedua

Cari lagu yang kali ingin di menu pencarian soundcloud.com/ 

(jika tdk ada lagunya kalian cari tdak ada mgkn  sebaiknya kalian menadaftar  menjadi member dulu agar bisa mengunggah lagu yg kalian punya dan yang kalian mau)

Cara Membuat Teks Berjalan ala caramadia.com


CARA MEMBUAT TULISAN BERJALAN (MARQUEE)

1.  Kode dasar marquee untuk membuat tulisan berjalan adalah :
<marquee>TULISAN BERJALAN</marquee>
Hasilnya  :
 
TULISAN BERJALAN
kode di atas merupakan bentuk kode dasar, Diperlukan tambahan kode lain jika menginginkan variasi gerak lainnya dari sebuah marquee.

Minggu, 26 Juli 2020

SUKU SEN`GANAN( SI TUAKA atau MONSTER AIR )

"SENGANAN"
Makna kata SENGANAN atau (Suku Air) atau orang yang beragama Islam dan atau telah berpindah agama (dari agama asal /agama nenek moyang yaitu DINAMISME) dan memeluk agama Islam (Agama yang memang dibawa atau berasal dari orang  suku Melayu), Suku melayu sendiri juga sering disebut sebagai suku air atau orang dari air. (suku Melayu disebut suku air atau orang suku air dan suku Dayak disebut suku Darat atau orang suku atas)hal ini yang mendasari adanya kata "NAIK" atau "TURUN" dalam hal kepindahan keyakinan/Agama dalam masyarakat Sungai mahap dan hulu sungai Sekadau.
"TURUN "bermakna ikut atau mengikuti orang suku air (Melayu) memeluk Agama Islam,dan "NAIK" bermakna kembali ke atas mengikuti keyakinan nenek moyang suku atas/Darat (suku Dayak). Hal ini karena perkampungan mereka (Suku air atau Melayu) selalu berada dimuara-muara (NANGA) sungai serta  perkampungan orang Dayak (Suku dayak atau suku atas)yang berada dihulu-hulu sungai yang lebih masuk ke pedalaman atau daratan).Bahkan dalam bahasa dayak  Mahap (Dayak asli Sungai Mahap), orang Melayu atau suku AIR disebut NYAGE Yang berarti  "NYAGA" Bermakna "MENJAGA" hal ini berdasarkan karater perkampungan suku Melayu atau yg mereka sebut (SENGANAN) berada dimuara/Nanga sungai, yang notabenenya merupakan pintu masuk menuju perkampungan-perkampungan suku Dayak yang memamang berada dihulu-hulu sungai tadi, karena memang pada jaman dahulu bahkan sampai pada tahun 1990, an sungai merupakan akses utama jalur transfortasi yang menghubungkan daerah atau kampung dialiran sungai sekadau dan sungai-sungai sekitarnya yang memang terdapat banyak perkampungan orang suku dayak dan "Senganan" tadi. Bahkan pada saat sebelum kedatangan Agama Islam yang dibawa orang suku melayu kewilayah khususnya daerah sungai sekadau dan daerah  sungai keriao,beberapa etnis/sub suku atau kelompok masyarakat suku dayak masih melakukan PENGAYAUAN atau MENGAYAU.
MENGAYAU(Berburu Kepala Manusia). Pengayauan/Ngayau adalah sebuah ritual yang dilakukan masyarakat suku dayak pada jaman dahulu untuk mendapatkan/mencari Kepala manusia dari suku atau etnis lain,hal ini biasanya dilakukan menjelang atau pada saat akan melakukan ritual khusus seperti pengangkatan kepala suku atau pemimpin suku yang disebut Panglima serta untuk menunjukan eksistensi dan ketokohannya dalam komunitas mereka. PENGAYAUAN juga bertujuan memperluas wilayah teritorial serta memperluas wilayah hutan perburuan bagi kelompok /sub suku mereka,yang secara turun temurun bermata pencaharian utama yaitu Berburu dan sebagai peladang.Karena bagi masyarakat orang suku dayak,hutan memiliki arti dan nilai yang penting dalam kehidupan serta keberlangsungan eksistensi teritori orang dayak.Hutan atau alam merupakan identitas/jati diri suku-suku dayak dipedalaman,dan dalam adat serta tradisi orang dayak hutan atau alam merupakan bagian dari diri mereka,sehingga hutan atau alam hendaknya dan selalu diperlakukan sama dan setara baik berupa hak dan perlakuan kepada alam sehingga dalam pemanfaatannya ada aturan dan adat yang wajib dilakukan,dan tidak bisa di langgar,seperti halnya dalam membuka lahan atau ladang baru dan lain-lain. Pada awalnya daerah seperti Sekadau,Rawak,Nanga Menterap,Nanga taman,Nanga Koman,Nanga Mahap, Lembah beringin, dan masih banyak lagi daerah lain yang notabenenya sebagai daerah /kampung orang "Senganan" atau suku air pada saat ini dahulunya masih merupakan kawasan hutan dan belum terdapat penduduk, karena masyarakat suku dayak sebagai suku pribumi kalimantan pada masa itu hanya mendiami daerah hutan dipedalaman dan hidup berkelompok berdasarkan ras dan sub suku.Setelah kedatangan pedagang-pedagang islam ke-nusantara,kerajaan-kerajaan diselat malaka(melayu) menjadi kerajaan islam,dan "islamisasi" pun terjadi hampir diseluruh kawasan nusantara (Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunai darrusallam, Tahiland, Burma, dan fhilipna. Kalimantan barat khususnya melalui daerah pesisir seperti; mempawah, sambas dan pontianak para pedagang melayu (islam) datang dan menetap, mereka membuat perkampungan di pesisir dan muara (Nanga) kedatangan mereka untuk berdagang serta menyebarkan ajaran islam, penyebaran mereka bahkan sampai ke daerah-daerah pedalaman melalui jalur sungai kapuas seperti; Sanggau, Sekadau, Sintang, Putusibau, dan Kapuas hulu, serta sungai pawan diketapang, dan anak-anak sungai lainnya. Mereka menetap dan mendiami daerah-daerah muara (Nanga) dari anak-anak sungai disepanjang aliran  aliran sungai tersebut. Kehadiran mereka diterima oleh saudara tua mereka (masyarakat suku dayak) yang lebih dulu tiba dan mendiami daerah-daerah pedalaman hutan kalimantan, di Tanah yang baru dengan saudara yang baru hubungan kedua etnis/suku ini berjalan dengan damai sehingga penyebaran agama islam pun diterima dengan baik oleh masyarakat suku dayak pada masa itu yang sebelumya masih menganut kepercayaan leluhur mereka (yaitu keyakinan turun temurun Nenek moyang) hal itu dikarenakan penyebaran agama islam dilakukan melalui pendekatan kebudayaan dan perdagangan. Hubungan kedua etnis ini pun semakin terjalin dengan erat dengan adanya ikatan perkawinan atara kedua etnis. Mereka (Melayu dan Dayak Islam) membuka daerah-daerah muara/Nanga menjadi perkampungan mereka seperti yang kita lihat sampai saat iniBerdasarkan karater dan ciri perkampunag orang suku melayu/islam dimana masyarakat/orang suku melayu (islam) dan diikuti masyarakat suku dayak yang telah memeluk islam mendiami daerah-daerah yang berada disisi/dekat perairan (sungai-sungai), Sehingga mereka sering disebut; SENGANAN atau orang suku airMereka mendirikan kerajaan-kerajaan islam yang berlandaskan adat istiadat melayu/islam (karna setelah kerajaan-kerajaan melayu menjadi kerejaan-kerajaan islam, Adat istiadat melayu jelas bersendikan syarak/berlandaskan hukum islam). Kebudayaan dan adat istiadat melayu pun berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan agama islam pada masa itu, daerah-daerah muara/Nanga sungai pun berubah menjadi perkampungan baru dan semakin maju karena daerah-daerah tersebut menjadi pusat ekonomi dan kebudayaan serta menjadi pusat pemerintahan kerajaan–kerajaan islam pada masanya. Silaturahmi kedua etnis (yakni suku Melayu dan suku Dayak) terjalin dengan baik, masing2 etnis saling menghormati adat istiadat serta keyakinan satu sama lain, Suku Melayu dengan adat istiadat serta keyakinan yang juga berbeda (islam), tetap menghormati suku Dayak meski pun berbeda adat dan tradisi serta keyakinan (sebagai penganut animisme) sebagai Abang atau Saudara tua mereka. Kembali kepada pengertian dan makna kata “SENGANAN”. Senganan dalam bahasa dan penyebutan orang Mahap/Nanga mahap bukan nama sebuah etnis atau kelompok kesukuan seperti di tafsirkan beberapa orang pada saat ini, terlepas dari adanya suku atau etnis yg sama dengan penyebutan tsb. tidak atau bukan atau bantahan dari makna yg terkandung dan dimaksud dalam penyebutan kata tersebut dalam bahasa Mahap. seperti yg kita ketahui bersama ada sub suku dari etnis suku dayak yg bernama sama yaitu "SENGANAN". (Menurut pendapat penulis sebuah kelompok suku/sub suku pasti memiliki ciri dan indentitas asli terutama dari sisi bahasa dan budaya(adat istiadat))karena itu kata Senganan dalam bahasa Mahap dipakai atau merupakan sebutan untuk orang suku melayu atau dalam lingkup yang lebih luas lagi merupakan sebutan untuk orang yang beragama islam (termasuk orang2 suku Dayak yg memeluk agama Islam), berdasarkan pemaparan yang dimaksud diatas, kata "SENGANAN" dalam bahasa mahap adalah sebuah sebutan yg mengambaran ciri bahasa masyarakat Nanga Mahap yg tdk pernah menyebut orang/kelompok masyarakat lain dan/sesama dengan sebutan/panggil an dengan/berdasarkan asal usul Kesukuan serta agama dan keyakinannya. Masyarakat Nanga Mahap selalu menyebut kelompok masyarakat lain dengan mengunakan/ berdasarkan wilayah asal/daerah tempat tinggalnya seperti; Masyarakat Dayak Maap yg mendiami wilayah sepanjang sunggai mahap disebut (urang Maap), hal yg sama utk menyebut masyarakat lain sprti masyarakat dari hulu sunggai sekadau (urang ulu sekadau), sunggai menterab (urang ntorap), sunggai kenyabur (urang Kenyabur) dan masyarakt dari sunggai keriau (urang Keriau) yg sekarang berada diwilayah administratif kabupaten Ketapang (yg secara asal dan garis keturunan masih sama yaitu dari suku Dayak Maap,). Pada kesimpulannya kata "Senganan" yg dalam bahasa mahap berasal dari suku kata “SEN dan NGANAN” .Dalam bahasa Mahap; “SEN” bermakna Ia,dalam kamus bahasa indonesia (dibaca melayu).(Ia merupakan Kata ganti milik). “GANAN” berasal dari kata "GANA" atau "TUAKA".(dalam mitos masyarakat sekadau Gaib yang menguasai perairan atau air/sungai, yang biasanya keberadaannya berkaitan dengan hal Mistis (Ghaib) pada suatu wilayah seperti perairan yang dalam seperti  Mahap disebut teluk/tolok)Jadi Kata“SENGANAN”dapat diartikan sebagai; PENGUASA AIR" atau "PERAIRAN” hal ini berkaitan juga dengan sebutan yang melekat pada orang Melayu/islam). (Melayu disini didefinisikan bukan berdasarkan kapada Ras atau kesukuan melainkan kepada kebudayaan,adat istiadat serta kepercayaan atau Agama yakni Islam, karena kata "melayu" dalam bahasa Mahap digunakan untuk menyebut orang yang beragama Islam.